Mungkin pertanyaan diatas bagi sebagian masyarakat Indonesia dianggap sedikit ambisius dan berlebihan mengingat bahwa biaya pendidikan dan biaya hidup di Jepang sangatlah mahal dibanding dengan Indonesia. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah,karena memang faktanya memang demikian adanya. Tetapi apakah kemudian fakta tersebut menjadi penghalang dan menutup kemungkinan bagi pelajar dari berbagai negara berkembang termasuk Indonesia yang masyarakatnya mempunyai income perkapita lebih rendah untuk bisa belajar di negeri Sakura tersebut ?. Tentu jawabannya: Tidak !, Mengapa demikian ?
Sudah beberapa dekade terakhir ini pertumbuhan penduduk di Jepang mengalami stangnasi. Disinyalir kondisi ini timbul sebagai salah satu akibat dari meningkatnya kesejahteraan terutama kelompok masyarakat kaum perempuaan usia muda di Jepang , sehingga secara finansial mereka merasa mampu mandiri dan merasa lebih bebas menjalani hidup sebagai lajang. Kondisi ini pula yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup (life style) dan menurunnya keinginan kelompok masyarakat perempuan usia muda di Jepang untuk berumah tangga dan mempunyai keturunan.
Kondisi demikian tentu sangat tidak menguntungkan bagi pemerintah Jepang, karena menurunnya jumlah perkawinan berakibat turunnya jumlah kelahiran (natalitas) sehingga struktur penduduk Jepang berbentuk piramida terbalik dimana masyarakat usia lanjut lebih banyak jumlahnya dibanding masyarakat usia muda (produktif),sehingga pada posisi seperti sekarang ini negara Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja produktif dari negara lain untuk mengisi kekosongan disektor tenaga kerja guna menjalankan aktivitas ekonominya.
Sebagai konsekuensinya pemerintah Jepang membuat kebijakan mengijinkan warga negara asing memasuki Jepang untuk bekerja sebagai pemagang dan sebagai tenaga profesional untuk mengisi kekurangan tenaga produktif.
Disisi lain kondisi struktur penduduk Jepang yang demikian itu menjadi berkah bagi negara negara lain termasuk Indonesia karena karakter yang ramah-tamah dan mudah senyum yang dimiliki orang Indonesia sangat disukai oleh masyarakat Jepang,
Tidak hanya disektor pemagangan tetapi dalam waktu dekat pemerintah Jepang juga mengeluarkan regulasi menerima tenaga kerja pramurukti lansia dari negara Vietnam,Thailand,Philipina dan Indonesia.
Tidak kalah menarik,disektor pendidikanpun Perguruan Tinggi Negeri di Jepang banyak bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dinegara lain, menawarkan berbagai jenis program beasiswa dan belajar di berbagai Perguruan Tinggi di Jepang. Beberapa tahun kedepan Pemerintah Jepang juga sudah merencanakan untuk mengeluarkan kebijakan menerima tenaga profesional dari negara lain untuk bekerja dibidang IT .
Oleh karenanya study di Jepang sangat memungkinkan sekaligus menjanjikan karena banyaknya lapangan pekerjaan yang terbuka disana memungkinkan seorang pelajar untuk bekerja paruh waktu (part time) diluar jam belajar.
Banyak lembaga pendidikan bahasa di Jepang menawarkan program belajar sambil bekerja. Bagi pelajar yang ingin melanjutkan study S1 maupun S2, baik belajar di Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta Jepang bisa menempuh jalur “BELAJAR SAMBIL BEKERJA”
LPK MEGUMI membuka kesempatan bagi pelajar yang ingin belajar sambil bekerja di Jepang. Kami bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan di Jepang yang telah terbukti berhasil membantu banyak mahasiswa asing dari berbagai negara di Asia lolos menghadapi ujian masuk perguruan tinggi dan diterima masuk untuk belajar di berbagai Perguruan Tinggi Ngeri dan Swasta ternama di Jepang. Kendala utama mahasiswa dari negara lain yang akan belajar di Jepang adalah faktor bahasa. Oleh karenanya sebelum mahasiswa menempuh ujian masuk perguruan tinggi akan diajarkan bagaimana teknik teknik menjawab soal test masuk perguruan tinggi, belajar bagaimana menyusun essai dalam bahasa Jepang yang baik dan benar,menyusun teks pidato,mengikuti lomba pidato dalam bahasa Jepang sehingga akan sangat membantu bagi mahasiswa saat mengerjakan soal test masuk Perguruan Tinggi.
Lalu bagaimana mengenai biaya belajar selama disana ?, Lembaga Partner kami menyediakan fasilitas tinggal dan fasilitas belajar. Bahkan mencarikan tempat kerja sambilan diluar jam belajar yang sudah ditentukan. 100% mahasiswa mendapatkan tempat bekerja sambilan karena Lembaga Partner kami bekerjasama dengan berbagai perusahaan yang ada disekitarnya.
Pada hari hari biasa jam bekerja paruh waktu diluar jam belajar adalah 4 jam. Upah perjam Y.800. Jika dalam 7 hari bekerja paruh waktu penuh maka penghasilannya Y 800X4jamX7hariX 4minggu = Y 89.600, setara dengan Rp.10 juta/bulan.
Dari hasil kerja paruh waktu ini pelajar bisa membayar uang kuliahnya.
Setelah mahasiswa lulus dari Perguruan Tinggi di Jepang akan sangat mudah mendapatkan pekerjaan baik di Jepang maupun di Indonesia dengan gaji yang memuaskan tentunya.
Kunjungi LPK kami dan dapatkan tutorial bagaimana caranya pelajar yang datang di Jepang bisa langsung mendapatkan pekerjaan paruh waktu tanpa harus menunggu..!!!!!
BELAJAR DILUAR NEGERI……???
INI SOLUSINYA……!!!!!
Selamat bergabung……..